Kamis, 28 Juni 2007

KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF


1. Pendahuluan
Tujuan tulis-menulis atau karang mengarang adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif, kepada para pembaca. Sebab itu ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif, misalnya pertama-tama pengarang harus mempunyai suatu obyek yang ingin dibicarakan.
Langkah kedua adalah ia harus menuangkannya dalam bentuk-bentuk kalimat, yaitu dalam bentuk kalimat yang baik sehingga mereka yang membacanya sanggup mengadakan penghayatan kembali sejalas dan sesegar sebagai pada waktu gagasan itu pertama kali muncul dalam pikiran pengarang sanggup menciptakan daya khayal dalam diri pembaca atau pendengar seperti atau sekurang-kurangnya mendekati apa yang dibayangkan oleh pengarangnya.
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
Bahasa sebagai medium komunikasi hanya akan bermanfaat, sebaik-baiknya bila ia dikuasai oleh mereka yang masuk dalam lingkaran komunikasi tersebut. Penguasaan bahasa dengan demikian tidak saja mencakup persoalan penguasaan kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis bahasa itu, tetapi juga mencakup beberapa aspek lainnya.
Aspek-aspek penguasaan bahasa meliputi :
a. Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosa kata) bahasa tersebut.
b. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif.
c. Kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan.
d. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.
Dalam bab ini khusus akan diberikan uraian mengenai kalimat ditinjau dari segi komposisi dan retorika yaitu mengenai kalimat yang efektif.
Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :
Yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

2. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperhatikan kesatuan gagasan, mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan tidak hanya terdapat dalam suatu ide tunggal. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oeh subyek, predikat, obyek. Kesatuan yagn diwakili oleh subyek, predikat dan obyek itu dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan dan keatuan aygn mengandung pertentangan.
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut, baik kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu.
a. Yang jelas kesatuan gagasannya :
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita (kesatuan tunggal).
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu (kesatuan gabungan)
Ayah bekerja di perusahaan kayu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaannya itu (kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke Surabaya, atau tetap tinggal disini (kesatuan pilihan)

b. Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subyek atau predikat tidak jelas, terutama karena salah menggunakan kata-kata depan.kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis atau pembicara sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang mau dikatakan. Coba perhatikan kalimat-kalimat berikut dan katakan mengapa kesatuan, gagasannya tidak jelas atau kabur.
Di daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Bahasa
Di dalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara anak didik dan pendidik
Dalam pendidikan juga sangat berhubungan erat kepada bahasa.

3. Koherensi yang baik dan komplek
Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah penempatan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dsb.
Kesalahan yang seringkali juga merusakkan kohernsi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.
a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebuh kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul dengan sekuat tenaga.
Demikian pula pemisahan saya yang paling kecil dari kata adik juga akan merusak koherensi kelompok kata dalam kalimat.
b. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb.
Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang (tanpa bagi)
Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat (tanpa kepada).
c. Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yagn sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah 9atau banyak peninjau atau para peninjau : makna banyak dan para tidak tumpang tindih)
d. Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh :
Saya sudah membaca buku itu hingga tamat (baik)
Sudah saya baca buku itu hingga tamat (baik)
Saya sudah baca buku itu hingga tamat (kurang baik)
Buku itu saya sudah baca hingga tamat (salah)
Buku itu sudah saya baca hingga tamat (baik)
Jadi :Saya baca, kau pukul, kau lihat, dsb. Sebagai bentuk tanggap tidak boleh diselingi keterangan apapun, karena hubungan antara keduanya sangat mesra.
4. Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Namun masih terdapat beberapa cara yagn dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan.
Cara-cara tersebut adalah :
a. Merubah-rubah posisi dalam kalimat
Sebagai prinsip dapat dikatakan bahwa semua yang ditempatkan pada awal kalimat adalah kata yang dipentingkan.
Kami berharap pada kesempatan lain kita dapa membicarakan lagi soal ini
Kalimat di atas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami (berharap) bukan yang lain-lain. Kata-kata tersebut dapat ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi bahwa kalimat di atas bisa mengalami perubahan strukturnya, asal isinya tidak berubah.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain demikian harapan kami.
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
b. Mempergunakan repetisi
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam sebuah kalimat.
Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap pejuang


c. Pertentangan
Pertentangan dapat dipergunakan untuk menekan suatu gagasan.
Anak itu rajin dan jujur.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur
d. Partikel Penekanan
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Partikel-partikel yang dimaksud adalah : lah, pun, kah, yang oleh kebanyakan tatabahasa disebut imbuhan.
Saudara yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.
Bapaklah yang harus lebih dahulu memberi contoh.
Ia pun mencoba mendekatkan kedua belah pihak dalam suatu perundingan
Benarkan seperti apa yang dikatakannya itu?

5. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu :
a. Variasi sinonim kata
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk.Variasi tidak lain daripada menganeka ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu.
a) Variasi sinonim kata
Penjelasan-penjelesan yagn berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencer¬minkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yang tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kali¬mat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan.
Memang, cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun pemerintah sudah memba¬ngun banyak fasilitas pengangkutan laut serta udara.
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini:
Memang cukup mengendorkan sema¬ngat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak ter¬masuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.
d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mem¬punyai sangkut paut juga dengan penekanan dalam kalimat.
Pelaksanaan bantuan hukum di negara kita, yang dilaksana¬kan atas dasar peraturan peninggalan zaman penjajahan dahu¬lu sifatnya sangat terbatas. (di negara kita; peraturan pening¬galan zaman penjajahan; sifat yang sangat terbatas).

6. Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan lama fungsinya ke dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama.
BAIK: reorganisasi administrasi departemen-departemen; peng¬hentian pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah-masa¬lah pokok yang meminta perhatian kita. (semuanya kata ben¬da).
SALAH: reorganisasi administrasi departemen-departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyeleweng¬an, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masasah-masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita.
7. Penalaran atau Logika
Ada unsur lain yagn harus diperhitungkan dalam pemakaian suatu bahasa. Unsur lain ini adalah segi penalaran atau logika. Jalan pikiran pembicara turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami.
Yang dimaksud dengan jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi me¬nuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal. lni berarti kalimat¬-kalimat yang diucapkan harus bisa dipertanggung-jawabkan dari segi akal yang sehat atau singkatnya harus sesuai dengan penalaran.
a. Definisi (batasan)
(Definisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpi¬kir yang logis, dan ciri-ciri menu¬lis yang logic.
Beberapa macam definisi yang dikenal adalah:,
1. Devisi. berupa sinonim kata
Definisi berupa sinonim kata adalah pembatasan pengertian sebuah kata dengan memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan arti¬nya dengan kata yang akan dijelaskan. Misalnya kita membatasi pe¬ngertian pendidikan dengan pengajaran, dan pengertian kemerdekaan dengan kebebasan.
2. Definisi berdasarkan etimologi
Definisi berupa etimologi (asal-usul kata) adalah suatu variasi lain dari definisi di atas yang berusaha membatasi pengertian sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologi dan arti yang asli hingga arti yang se¬karang. Tujuan definisi ini adalah usaha untuk menunjukkan bahwa is¬tilah itu tidak hanya mengandung pengertian yang sekarang saja. Mi¬salnya
( Referendum: Referendum berasal dari kata Latin re + ferre yang berarti 'membawa kembali'. Referendum berarti sesuatu yang harus dibawa kembali, hal yang harus diajukan kembali (un¬tuk dipertimbangkan, disetujui dan sebagainya).
3. Definisi formal atau rill, atau disebut juga definisi logis
Definisi formal (riil atau definisi logis) adalah suatu cara untuk mem¬batasi pengertian suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan diferensiasinya. Dengan demikian bila kita menyebut kata definisi, maka yang pertama-tama dimaksudkan adalah pengertian definisi ini. Definisi inilah yang bertolak dari prinsip-prinsip nalar.
Karena definisi formal merupakan usaha memberi pengertian de¬ngan membedakan genus dan menyebut diferensiasi suatu kata, maka pertama-tama sebuah kata harus ditempatkan dalam kelasnya atau ge¬nusnya. Proses ini disebut klasifikasi. Semakin sempit kelas yang dima¬suki suatu benda atau hal, semakin baik definisi kata itu. Misalnya:
Pokok kelas/genus
gergaji adalah semacam alat pemotong
4. Definisi luas
Kata-kata tersebut menghendaki leibh banyak keterangan daripada apa yang diperlukan oleh definisi formal.
Definisi luas adalah perluasan dari suatu definisi formal sebagai dasar. Suatu definisi luas dapat terdiri dari suatu alinea panjang, suatu artikel, bahkan kadang-kadang terdiri dari suatu buku besar yang beratus-ratus halaman panjangnya.
b. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar mengenai beberapa hal yang semacam, adalah benar atau berlaku pula untuk kebanyakan dari peristiwa atau hal yang sama.
(Generalisasi adalah sebuah proses berpikir yang esensil. Tanpa ge¬neralisasi, tidak akan ada evaluasi terhadap pengalaman-pengalaman. Sebab itu dalam membuat sebuah generalisasi harus benar-benar di¬perhatikan apakah peristiwa-peristiwa yang dipakai cukup banyak dan meyakinkan. Bila suatu hal dipakai sebagai dasar generalisasi tidak relevan, maka generalisasi akan pincang, akan ditolak oleh akal sehat. Misalnya
Peristiwa A : Saudari saya menabrak seorang anak kecil di depan rumah kemarin pagi.
Peristiwa B : Ketika pulang dari belanja, Nyonya Ali menabrak pin¬tu garasinya.
Peristiwa C : Tiang lampu di pinggir jalan itu tumbang ditabrak oleh seorang gadis yang mengendarai sedan merah.
Generalisasi: Wanita tidak bisa menyetir mobil.
1. Apa yang anda ketahui tentang sintaksis?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
3. Apa yang dimaksud koherensi dalam suatu kalimat?
4. Kesalahan apa saja yang dapat merusakkan koherensi dalam suatu kalimat?
5. Apa yang dimaksud dengan koherensi yang baik dan benar?
6. Cara-cara apa saja yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan dalam bahasa lisan maupun tulisan?
7. Apa yang anda ketahui tentang repetisi?
8. Mengapa kita dalam membuat suatu kalimat dalam bahasa Indonesia harus memperhatikan variasinya?
9. Apa yang anda ketahui tentang paralelisme?
10. Apa yang anda ketahui tentang generalisasi?
11. Unsur apa yang harus diperhitungkan dalam pemakaian suatu bahasa?
12. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara sebutkan?
13. ada 4 macam definisi yang dikenal? Sebutkan dan jelaskan?
14. Apa dimaksud dengan alam pikiran itu?
15. Apa fungsi partikel dan sebutkan partikel-partikelnya?
Jawaban.
1. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kalimat
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili sasaran atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gaga san yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
3. Koherensi adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata ) yang membentuk kalimat itu.
4. Kesalahan yang dapat merusak koherensi adalah
1. Menempatkan kata depan
2. Kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya.
3. Penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai
4. Pemakaian kata, baik karena merangkainya atau hakikatnya mengandung kontradiksi
5. Koherensi yang baik dan benar adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
6. Cara-cara yang dipergunakan untuk memberi penekanan :
a. Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
b. Mempergunakan repetisi
c. Pertentangan
d. Partikel penekanan
7. Repetisi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar mengenai beberapa hal yang semacam adalah benar atau berlaku pula untuk kebanyakan dan peristiwa atau hal yang sama.
8. Agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
9. Paralelisme adalah kesejajaran bentuk, membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama.
10. Generalisasi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar mengenai beberapa hal yang semacam, adalah benar atau berlaku pula untuk kebanyakan dan peristiwa atau hal yang sama.
11. Unsur yang diperhitungkan dalam suatu bahasa adalah penalaran atau logika.
12. Variasi dalam kalimat ada beberapa macam cara :
1. Variasi sinonim kata
2. Variasi panjang pendeknya kalimat
3. Variasi penggunaan bentuk me dan di
4. Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat
13. 4 macam definisi :
1. Definisi berupa sinonim kata adalah pembatasan pengertian sebuah kata dengan memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan kata yang dijelaskan.
2. Definisi berdasarkan etimologi adalah suatu variasi lain yang berusaha membatasi pengertian sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologi dan arti yang asli hingga arti yang sekarang.
3. Definisi formal atau riil disebut juga definisi logis adalah suatu cara untuk membatasi pengertian suatu istilah dengan membedakan jenisnya dan mengadakan diferensiasinya.
4. Definisi luas adalah suatu definisi yang terdiri dari suatu aliran panjang suatu artikel.
14. Jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubungi-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal.
15. Fungsi partikel untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat.
Partikel-partikelnya adalah
1. Lah
2. kah
3. Pun